Jumat, 28 November 2014

TELAAH KURIKULUM AQIDAH AKHLAQ



TELAAH KURIKULUM AKIDAH AKHLAK MI

Oleh M. Syakur Sf.

e-mail: syakur_cahkudus@yahoo.co.id



I. PENDAHULUAN
..........
II. RUMUSAN MASALAH

A. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Akidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah.
B. Struktur Kurikulum Akidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah.
C. Tujuan Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.
D. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.
E. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.
F. Analisis Terhadap Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah.


III. PEMBAHASAN

  1. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Akidah Akhlak pada MI.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Akidah Akhlak pada madrasah Ibtidaiyah meliputi mengenal dan meyakini rukun iman kepada Allah sampai dengan iman kepada Qada dan Qadar melalui pembiasaan dalam mengucapkan kalimat-kalimat thayibah, pengenalan, pemahaman sederhana, dan penghayatan terhadap rukun iman dan al-asma’ al-husna, serta pembiasaan dalam pengalaman akhlak terpuji dan adab Islami serta menjauhi akhlak tercela dalam perilaku sehari-hari.


  1. Struktur Kurikulum Akidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Adapun struktur kurikulum Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah meliputi Al-Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam serta tambahan pelajaran Bahasa Arab. Untuk lebih jelasnya struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah disajikan pada table di bawah ini.

Keterangan:

1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksankan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
2. *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).


  1. Tujuan Akidah Akhlak di MI

Secara substansial mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-akhlakul karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar.

Mata pelajaran Akidah Akhalak di MI bertujuan untuk:

a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.


  1. Ruang lingkup Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MI

Ruang lingkup mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

a. Aspek akidah (keimanan) meliputi:

1) Kalimat thayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: Laa ilaaha illallaah, bsamalah, alhamdulillah, subhanallah, Allahu Akbar, ta’awudz, maasya Allah, assalamu’alaikum, salawat, tarji’, laa haula walaa quwwata illa billah, dan istighfar.
2) Al-asma’ al-husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Ahad, al-Khaliq, ar-Rahman, ar-Rahiim, as-Sami’, ar-Razzaaq, al-Mughnii, al-Hamid, asy-Sakuur, al-Qudduus, ash-Shamad, al-Muhaimin, al-‘Azhiim, al-Kariim, al-Kabiir, al-Malik, al-Bathiin, al-Walii, al-Mujiib, al-Wahhab, al-‘Aliim, ash-Zhaahir, ar-Rasyiid, al-Haadi, as-Salaam, al-Mu’min, al-Latiif, al-Baaqi, al-Bashiir, al-Muhyi, al-Mumiit, al-Qawii, al-Hakiim, al-Jabbaar, al-Mushawwir, al-Qadiir, al-Ghafuur, al-Afuww, ash-Shabuur, dan al-Haliim.
3) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat tayyibah, al-asma’ al-husna dan pengenalan terhadap shalat lima waktu sebagai manifestasi iman kepada Allah.
4) Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah).

b. Aspek akhlak meliputi:

1) Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal.
2) Mengindari akhlak tercela (madzmumah) secara berurutan disajikan pada tiap semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.

c. Aspek adab Islami, meliputi:

1) Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil, berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar, dan bermain.
2) Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah.
3) Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, teman, dan tetangga
4) Adab terhadap lingkungan, yaitu: kepada binatang dan tumbuhan, di tempat umum, dan di jalan.

d. Aspek kisah teladan, meliputi:
1) Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan,
2) Nabi Sulaiman dengan tentara semut,
3) masa kecil Nabi Muhammad SAW, masa remaja Nabi Muhammad SAW,
4) Nabi Ismail,
5) Kan’an,
6) kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf AS,
7) Tsa’labah, Masithah,
8) Ulul Azmi,
9) Abu Lahab,
10) Qarun,
11) Nabi Sulaiman dan umatnya,
12) Ashabul Kahfi,
13) Nabi Yunus, dan
14) Nabi Ayub.

Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat terhadap isi materi, yaitu akidah dan akhlak, sehingga tidak ditampilkan dalam Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam Kompetensi Dasar dan Indikator.


  1. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MI


    Kelas I, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal rukun iman, syahadat tauhid dan syahadat rasul, al-asma’ al-husna (al-Ahad dan al- Khaliq)

1.1 Menghafal enam rukun iman
1.2 Menghafal dua kalimat syahadat
1.3 Mengartikan dua kalimat syahadat
1.4 Mengenal sifat-sifat Allah (al-Ahad dan al-Khaliq) melalui kisah Nabi Ibrahim AS mencari Tuhannya

2. Membiasakan akhlak terpuji
2.1 Membiasakan berakhlak terpuji: hidup bersih, kasih sayang, dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.
2.2 Adab mandi dan berpakaian

3. Menghindari akhlak tercela.
3.1 Membiasakan diri untuk menghindari akhlak tercela: hidup kotor, bohong/dusta, dan berbicara kotor dalam kehidupan sehari-hari.


Kelas I, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

4. Memahami kalimat thayyibah (basmalah) dan al-asma’ al-husna (ar- Rahman, ar-Rahiim dan as- Sami’)
4.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (basmalah)
4.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’al husna (ar-Rahman, ar-Rahiim dan as-Sami’)

5. Membiasakan akhlak terpuji
5.1 Membiasakan adab belajar dan bermain
5.2 Membiasakan adab makan dan minum

6. Menghindari akhlak tercela 6.1 Membiasakan diri untuk menghindari berbicara jorok/kotor dan bohong dalam kehidupan sehari-hari


Kelas II, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami kalimat thayyibah (hamdalah), dan al-asma’ al-husna (ar-Razzaaq, al-Mughnii, al-Hamiid, dan asy-Syakuur)

1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (hamdalah)
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (ar-Razzaaq, al-Mughnii, al-Hamiid, dan asy-Syakuur)
1.3 Mengenal Allah melalui pengenalan terhadap salat lima waktu


2. Membiasakan akhlak terpuji
2.1 Membiasakan bersikap syukur nikmat, hidup sederhana, dan rendah hati dalam kehidupan sehari-hari
2.2 Membiasakan berakhlak baik ketika berpakaian, makan-minum, dan bersin dalam kehidupan sehari-hari

3. Menghindari akhlak tercela
3.1 Menghindari sifat sombong melalui kisah masa kecil Nabi Muhammad SAW



Kelas II, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
4. Memahami kalimat thayyibah (tasbiih) dan al-asma’ al-husna (al-Qudduus, ash-Shamad, al-Muhaimin, dan al Badii’).

4.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (tasbiih)
4.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Qudduus, ash-Shamad, al-Muhaimin, dan al Badii’)

5. Membiasakan akhlak terpuji

5.1 Membiasakan bersifat jujur, rajin, dan percaya diri
5.2 Membiasakan berakhlak baik ketika belajar, mengaji, dan bermain dalam kehidupan sehari-hari

6. Menghindari akhlak tercela 6.1 Menghindari sifat malas melalui kisah masa remaja Nabi Muhammad SAW

Kelas III, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami kalimat thayyibah (Subhaanallaah, Maasyaallah), al-asma’ al-husna (al-Mushawwir, al-Haliim, dan al-Kariim)
1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (Subhanallaah, Maasyaallah)
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Mushawwir, al-Haliim, dan al-Kariim)

2. Beriman kepada malaikat-malaikat Allah 2.1 Mengenal malaikat-malaikat Allah

3. Membiasakan akhlak terpuji
3.1 Membiasakan sifat rendah hati, santun, ikhlas, dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari
3.2 Membiasakan berakhlak baik terhadap kedua orang tua dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ismail

4. Menghindari akhlak tercela
4.1 Menghindari sikap bodoh, pemarah, kikir, dan boros


Kelas III, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

5. Memahami kalimat thayyibah (ta’awudz), al-asma’ al-husna (al-Baathin, al-Walii, al-Mujiib dan al-Wahhaab)
5.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (ta’awudz)
5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Baathin, al-Walii, al-Mujiib, dan al-Wahhaab)

6. Beriman kepada makhluk gaib selain Malaikat.
6.1. Mengenal makhluk gaib selain Malaikat (jin dan setan)

7. Membiasakan akhlak terpuji
7.1 Membiasakan sikap rukun dan tolong-menolong
7.2 Membiasakan berakhlak baik terhadap saudara dalam kehidupan sehari-hari

8. Menghindari akhlak tercela
8.1 Menghindari sifat khianat, iri, dan dengki melalui kisah kelicikan saudara-saudara Nabi Yusuf AS


Kelas IV, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Memahami kalimat thayyibah (inna lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun) dan al-asma’ al-husna (al-Mukmin, al-Azhim, al- Haadii, al-Adlu, dan al-Hakam)
1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (inna lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun)
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Mukmin, al-Azhim, al- Haadii, al-Adlu, dan al-Hakam)


2. Beriman kepada kitab-kitab Allah
2.1 Mengenal kitab-kitab Allah

3. Membiasakan akhlak terpuji
3.1 Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari
3.2 Membiasakan sikap tabah dan sabar dalam
menghadapi cobaan melelui kisah Mashithah

4. Menghindari akhlak tercela
4.1 Menghindari akhlak tercela melalui kisah Tsa’labah


Kelas IV, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

5. Memahami kalimat thayyibah (assalaamu’alaikum) dan al-Asma’ al-husna (as- Salaam, al-Mukmin, dan al- Latiif)
5.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (assalaamu’alaikum)
5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-husna (as- Salaam, al-Mukmin, dan al- Latiif)

6. Beriman kepada Rasul-Rasul Allah
6.1 Mengenal Rasul dan Nabi Allah

7. Membiasakan akhlak terpuji
7.1 Membiasakan akhlak sidik, amanah, tablig, fatanah dalam kehidupan sehari-hari
7.2 Membiasakan akhlak terpuji terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari
7.3 Mencintai dan meneladani akhlak mulia lima Rasul Ulul Azmi

8. Menghindari akhlak tercela
8.1 Menghindari sifat munafik dalam kehidupan sehari-hari


Kelas V, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami kalimat thayyibah (Alhamdulillaah dan Allahu Akbar), al-asma’ al-husna (al-Wahhaab, ar-Rozzaaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, dan al-Mughni)
1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (Alhamdulillaah dan Allahu Akbar)
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Wahhaab, ar-Rozzaaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, dan al-Mughni)

2. Beriman kepada hari akhir (kiamat)
2.1 Mengenal adanya hari akhir (kiamat)

3. Membiasakan akhlak terpuji
3.1 Membiasakan sikap optimis, qanaah, dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari
3.2 Membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum

4. Menghindari akhlak tercela
4.1 Menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari


Kelas V, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

5. Memahami kalimat thayyibah (tarji’) dan
al-asma’ al-husna (al-Muhyii, al-Mumiit)
5.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (tarji’)
5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Muhyii, al-Mumiit dan al-Baaqii)

6. Membiasakan akhlak terpuji
6.1 Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari
6.2 Membiasakan akhlak yang baik dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat

7. Menghindari akhlak tercela
7.1 Membiasakan diri untuk menghindari sifat kikir dan serakah melalui kisah Qarun


Kelas VI, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal kalimat thayyibah (astaghfirullaahal‘aziim) dan al-asma’ al-husna (al-Qawwiy, al-Hakim, al-Mushawwir dan al-Qadir)
1.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (astaghfirullaahal‘aziim)
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Qawwiy, al-Hakim, al-Mushawwir dan al-Qadir)

2. Beriman kepada takdir Allah
2.1 Mengenal adanya Qada dan Qadar Allah (takdir)

3. Membiasakan akhlak terpuji
3.1 Membiasakan sifat tanggung jawab, adil dan bijaksana dalam kehidupan sehari-hari

4. Menghindari akhlak tercela
4.1 Membiasakan diri untuk menghindari sifat marah, fasik, murtad


Kelas VI, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

5. Mengenal kalimat thayyibah (taubat), dan al-asma’ al-husna (al-Ghafuur, ash- Shabuur dan al-Haliim)
5.1 Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (taubat)
5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-asma’ al-husna (al-Ghafuur, al-Afuwwu, ash- Shabuur dan al-Haliim)

6. Membiasakan akhlak terpuji
6.1 Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS
6.2 Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan dalam hidup sehari-hari.


  1. Analisis Terhadap Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah

Dari kajian kurikulum mata pelajaran Akidah Akhalak pada Madrasah Ibtidaiyah, kami menganalisis dan menghasilkan beberapa analisis yang meliputi:

1)      Pendekatan pembelajaran

Dalam pembahasan di atas disebutkan bahwa struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah kegiatan pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada kelas I dan III dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan tematik. Sedangkan pada kelas IV sampai VI kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan mata pelajaran.

Pembelajaran tematik merupakan implementasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dasar pertimbangan pelaksanaan pembelajaran tematik ini merujuk pada tiga landasan, yaitu: landasan filosofis, psikologis, dan yuridis.
Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi, pembelajaran tematik adalah pembelajatan terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi yang terdapat di dalam beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam satu kali tatap muka.

Pembelajaran tematik dikemas dalam suatu tema atau bisa disebut dengan istilah tematik. Pendekatan tematik ini merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dengan kata lain pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pendekatan pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).

Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama peserta didik dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema dalam pembelajaran tematik menjadi sentral yang harus dikembangkan. Tema tersebut diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
1) peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama;
3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik;
5) Peserta didik lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6) Peserta didik mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Dari pemaparan di atas kami menganalisis bahwa pendekatan pembelajaran tematik itu sesuai diterapkan untuk pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah karena dapat memberikan pemahaman peserta didik secara menyeluruh.

 
2)      Substansi kurikulum mata pelajaran Akidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah

SK : Membiasakan akhlak terpuji dan Menghindari akhlak tercela.

Kami menganalisis pada standar kompetensi tersebut lebih menekankan kepada pendidik untuk memberikan contoh tauladan yang baik kepada peserta didik pada saat guru memberikan materi pemebelajarannya. Tidak hanya dalam lingkup lembaga pendidikan tetapi juga pada saat di luar lembaga pendidikan tersebut. Proses pembelajaran ini disebut metode modeling (teladan) dan etika yang baik. Dalam konteks ini pendidik melakukan sesuatu sebelum menyuruh orang lain (siswanya) melakukan sesuatu itu sebagai bentuk pemodelan, sehingga orang lain (siswanya) pun akan dapat mengikuti dan mencerna dengan mudah sebagaimana yang mereka lihat dari seorang pendidik.

KD: Menghafal enam rukun iman, menghafal dua kalimat syahadat.
Pada kompetensi dasar ini tidak sesuai dengan pendekatan tematik yang lebih menekankan pada pemahaman materi daripada menghafal. Maka dari itu kami menganalisa alangkah baiknya jika pendidik menggunakan metode mengulang-ulang materi. Hal ini dilakukan untuk memperkuat bobot materi yang disamapaikan pendidik untuk mengingatkan peserta didik perihal pentingnya kandungan materi yang disampaikan tersebut, sehingga mereka dapat lebih memahami dan mengingatnya.

SK : Memahami kalimat thayyibah.

Pada standar kompetensi ini peserta didik ditekankan untuk memahami beberapa kalimat thayyibah. Jadi solusi yang sesuai di sini adalah pendidik menggunakan metode media teks, yaitu dengan cara dikombinasikan dengan metode index card match (mencari jodoh kartu tanya jawab) yaitu dengan cara menuliskan pertanyaan dan jawabannya kemudian dibagikan kepada semua siswa secara acak, kemudian bagi siswa yang memperoleh pertanyaan untuk membacakannya dan bagi siswa yang memperoleh jawabannya untuk mencocokkan dengan pertanyaan yang dibacakan.



IV. SIMPULAN

V. PENUTUP

Daftar Pustaka




Jumat, 21 November 2014

Tela'ah Kurikulum (konsep dasar)



TELAAH KURIKULUM
Oleh Mahlail Syakur Sf.

Terma kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curriculum berasal dan kata Curir, artinya pelari; dan curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan “jarak yang harus ditempuh” oleh pelari.
Dari makna yang terkandung dalam kata tersebut, kurikulum secara sederhana diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh/diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
Pada tahun 1950-an muncul dugaan kuat bahwa sekolah memiliki kecenderungan kuat untuk mempengaruhi kehidupan murid dengan program-program pendidikannya. Sementara anak juga memproleh pengalaman di luar yang diprogramkan oleh sekolah. Karenanya mereka memahami kurikulum sebagai semua aspek yang diprogramkan sekolah. Kurikulum adalah semua bahan pengajaran yang direncanakan oleh sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

Konsep kurikulum memiliki sekurang-kurangnya tiga pengertian sebagai berikut:
1. Kurikulum adalah program pendidikan yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang harus diambil oleh anak didik pada suatu jenjang sekolah.
2. Kurikulum adalah semua pengalaman yang diperoleh anak selama di sekolah.
3. Kurikulum adalah rencana belajar siswa, agar mencapai tujuan yang ditetapkan.

Kurikulum ini wajib adanya pada setiap Mata Pelajaran termasuk di dalamnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini akan dibahas secara terbatas yakni dalam ruang lingkup Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SD/MI sesuai judul makalah ini.

Strategi Pelaksanaan Kurikulum  

Strategi pelaksanaan kurikulum atau lebih khusus lagi proses belajar-mengajar adalah cara bagaimana anak memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.
Dalam hal mata pelajaran strategi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indonesia.
Kurikulum sebagai program pendidikan pada dasarnya masih merupakan niat atau rencana, sedangkan bagaimana operasionalisasinya, maka diperlukan strategi pelaksanaan kurikulum. Strategi pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan:

1.    Tingkat dan jenjang pendidikan,
yang dimaksud adalah tingkatan sekolah. Apakah SD/MI, SMP/MTs atau SMA/MA. Seorang pendidik harus menyesuaikan cara mengajarnya dengan tingkatan atau jenjang pendidikan peserta didiknya.
2. Proses belajar-mengajar,
Yaitu  interaksi antara guru dan murid yang membahas suatu mata pelajaran.
3. Bimbingan dan penyuluhan
4. Administrasi supervise
5. Sarana kurikuler
6. Evaluasi atau penilaian,
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektifitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapal tujuan pendidikan. Evaluasi kurikulum harus dilakukan secara terus-menerus.

Secara lebih operasional komponen strategi pelaksaƱaan kurikulum diartikan sebagai proses belajar-mengajar. Yaitu bagaimana cara siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, Metode kurikulum berkenan dengan proses pencapaian tujuan sedangkan proses itu sendiri bertalian dengan bagaimana pengalaman belajar atau isi kurikulum diorganisasikan. Setiap bentuk organisasi yang digunakan membawa dampak terhadap proses memperoleh pengalaman yang dilaksanakan. Untuk itu perlu ada kriteria pola organisasi kurikulum yang efektif.

Tyler merumuskan kurikulum dengan kriteria:
1. Berkesinambungan. Artinya saling hubungan atau jalin-menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
2. Berurutan, Artinya kurikulum diorganisasikan dengan memperhatikan tahapan atau urutan bahan.
3. Keterpaduan. Artinya dalam menyusun program pendidikan atau kurikulum sebaiknya memiliki huhungan horisorital pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, sehingga dapat membantu anak memperoleh pengalaman tersebut dalam suatu kesatuan.
4. Prinsip Fleksibilitas. Artinya kurikulum yang dirumuskan hendaknya memiliki ruang gerak baik bagi guru dalam mengembangkan program pendidikan maupun untuk murid untuk memilih program yang ditawarkan.

Strategi Pelaksanaan Kurikulum

Secara operasional penggunaan kurikulum oleh guru menencakup: perumusan tujuan, penentuan materi, menentukan strategi belajar dan mempersiapkan evaluasi. Semua langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam persiapan mengajar secara tertulis.
1. Merumuskan tujuan. Setiap guru yang akan mengajar harus merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK) sebagai penjabaran lebih lanjut dan tujuan instruksional umum (TIU) yang ada dalam GBPPS Setiap pokok atau. Sub pokok bahasan yang diajarkan harus dirumuskan terebih dahulu TIK-nya agar dalam pelaksanaannya lebih terarah, lebih mudah dievaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai. Karenanya ada beberapa ketentuan bagaimana merumuskan TIK yang benar.
2. Menentukan isi pokok bahasan yang diambil dan GBPP berdasarkan urutan yang ada, atau rnencoba mengorganisasinya kembali untuk lebih efektif dan efisiensi proses belajar-mengajar Sebagai contoh, bagaimana mengajarkan shalat dikaitkan dengan pelajaran membaca Alqur’an. Karena didalamnya ada bacaan Al-Fatihah dan surat tertentu.
3. Merumuskan bentuk kegiatan atau strategi belajar, seperti menentukan metode yang digunakan, alat belajar dan lingkungan sebagai sumber belajar, langkah-langkah kegiatan sampai kepada bentuk evaluasi.
4. Penilaian kurikulum. Guru setelah memberikan pelajaran dilanjutkan dengan evaluasi belajar, untuk melihat sejauh mana proses belajar yang baru saja dilakukan mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi sebaiknya mencakup dua aspek, yaitu aspek perolehan dan aspek proses. Dengan mempelajari uraian di atas. anda diharapkan dapat memperoleh gambaran yang cukup jelas tertang konsep dan kedudukan kurikulum serta bagaimana mengembangkannya dalam kegiatan anda sebagai guru baik di SD maupun MI.

Adapun hal yang perlu diketahui menyangkut pelaksanaan kurikulum tersebut yakni inovasi kurikulum. Yang dimaksud dengan Inovasi Kurikulum adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri. Tanpa ini bukan hanya pada pengembangan, melainkan juga terhadap proses pendidikan sebagai implementasi suatu kurikulum menyeluruh, termasuk terhadap penerapan pendidikan agama di SD. Sebagai contoh dari inovasi kurikulum antara lain:
1. Dari sisi bentuk dan organisasi inovasinya berupa perubahan dari kurikulum 1968 menjadi kurikulum 1975 dan dan kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1975 yang disempurnakan dan dengan lahirnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan riasional maka terjadilah perubahan kurikulum pada tahun 1994.
2. Dan sisi psikologi timbul masalah berkenaan dengan pendekatan belajar-mengajar yang bau, maka muncul berbagai inovasi seperti keterampilan proses, CBSA dan belajar tuntas.
3. Dari sisi sosiologis timbul masaah berkenaan dengan tuntutan masyarakat modern yang semakin tinggi dan kompleks sehingga muncu1 inovasi berupa masuknya maka peajaran keterampi1an, adanyal kerja dan gagasan muatan lokal.
4. Dari sisi penyampaian pengajaran, inovasi berupa sistem modul paket untuk pendidikan luar sekolah dan metode SAS (Struktural Analisis Sintesis) untuk belajar membaca Aiquran.

Contoh Teknis Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Didalam Kelas (Per Materi).
1.      Al-Qur’an
Mengenal kalimat dalam Al-Qur’an (membaca dan menulis kalimat dalam Al-Qur’an) dengan cara sebagai berikut.
a. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang dalil yang memperintahkan untuk mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.
b. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang huruf-huruf hijaiyah yang ada 25, secara terpisah dan bertahap. Dan selanjutnya meminta kepada mereka untuk membacanya, baik secara individual maupun bersama-sama.
c. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang cara penulisan huruf-huruf hijaiyah. Bagaimana cara penulisan huruf pada posisi awal, tengah, akhir dan tunggal.

2.       Aqidah
Mengenal sifat wajib Allah (menyebutkan dan mengartikan lima sifat wajib Allah)
a. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang pengertian sifat wajib bagi Allah SWT.
b. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang lima sifat wajib bagi Allah. Yang kemudian meminta mereka untuk menyebutkannya secara berurutan.
c. Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang arti dari lima sifat wajib bagi Allah, kemudian memberikan dan membacakan dalil-dalil yang berkaitan dengan sifat-sifat itu.

3.      Akhlak
Membiasakan perilaku terpuji (menampilkan perilaku percaya diri, tekun dan hemat)
a. Seorang guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pengertian perilaku percaya diri, tekun dan hemat.
b. Seorang guru menjelaskan kepada peserta didik tentang manfaat dari perilaku percaya diri, tekun dan hemat.
c. Seorang guru menganjurkan kepada peserta didik agar menerapkan dan membiasakan perilaku percaya diri, tekun dan hemat dalam kehidupan sehari-hari.


Simpulan

1. Strategi pelaksanaan kurikulum atau lebih khusus lagi proses belajar-mengajar adalah cara bagaimana anak memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Dalam hal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di ruang lingkup SD/MI, yang namanya strategi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Strategi Pelaksanaan Kurikulum
a. Merumuskan tujuan
b. Menentukan isi pokok bahasan yang diambil dan GBPP berdasarkan urutan yang ada
c. Merumuskan bentuk kegiatan atau strategi belajar
d. Penilaian kurikulum


Semarang, 21 Nopember 2014

MS2F