TELAAH
KURIKULUM
Oleh
Mahlail Syakur Sf.
Terma kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curriculum berasal dan kata Curir, artinya pelari; dan curere artinya tempat berpacu. Curriculum diartikan “jarak yang harus ditempuh” oleh pelari.
Dari makna yang terkandung dalam kata tersebut, kurikulum
secara sederhana diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh/diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
Pada tahun 1950-an muncul dugaan kuat bahwa sekolah memiliki kecenderungan kuat untuk mempengaruhi kehidupan murid dengan program-program pendidikannya. Sementara anak juga memproleh pengalaman di luar yang diprogramkan oleh sekolah. Karenanya mereka memahami kurikulum sebagai semua aspek yang diprogramkan sekolah. Kurikulum adalah semua bahan pengajaran yang direncanakan oleh sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Pada tahun 1950-an muncul dugaan kuat bahwa sekolah memiliki kecenderungan kuat untuk mempengaruhi kehidupan murid dengan program-program pendidikannya. Sementara anak juga memproleh pengalaman di luar yang diprogramkan oleh sekolah. Karenanya mereka memahami kurikulum sebagai semua aspek yang diprogramkan sekolah. Kurikulum adalah semua bahan pengajaran yang direncanakan oleh sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Konsep kurikulum memiliki sekurang-kurangnya tiga pengertian sebagai berikut:
1. Kurikulum adalah program pendidikan yang terdiri dari
beberapa mata pelajaran yang harus diambil oleh anak didik pada suatu jenjang
sekolah.
2. Kurikulum adalah semua pengalaman yang diperoleh anak
selama di sekolah.
3. Kurikulum adalah rencana belajar siswa, agar mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Kurikulum ini wajib adanya pada setiap Mata Pelajaran
termasuk di dalamnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini akan
dibahas secara terbatas yakni dalam ruang lingkup Kurikulum Pendidikan Agama
Islam di SD/MI sesuai judul makalah ini.
Strategi Pelaksanaan Kurikulum
Strategi Pelaksanaan Kurikulum
Strategi pelaksanaan kurikulum atau lebih khusus lagi proses belajar-mengajar adalah cara bagaimana anak memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.
Dalam hal mata pelajaran strategi sangat diperlukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indonesia.
Kurikulum sebagai program pendidikan pada dasarnya masih merupakan niat atau rencana, sedangkan bagaimana operasionalisasinya, maka diperlukan strategi pelaksanaan kurikulum. Strategi pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan:
Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indonesia.
Kurikulum sebagai program pendidikan pada dasarnya masih merupakan niat atau rencana, sedangkan bagaimana operasionalisasinya, maka diperlukan strategi pelaksanaan kurikulum. Strategi pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan:
1.
Tingkat
dan jenjang pendidikan,
yang
dimaksud adalah tingkatan sekolah. Apakah SD/MI, SMP/MTs atau SMA/MA. Seorang
pendidik harus menyesuaikan cara mengajarnya dengan tingkatan atau jenjang
pendidikan peserta didiknya.
2.
Proses belajar-mengajar,
Yaitu
interaksi antara guru dan murid yang
membahas suatu mata pelajaran.
3.
Bimbingan dan penyuluhan
4.
Administrasi supervise
5.
Sarana kurikuler
6.
Evaluasi atau penilaian,
Evaluasi
kurikulum dimaksudkan untuk menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan
untuk menentukan efisiensi, efektifitas, relevansi dan produktivitas program
dalam mencapal tujuan pendidikan. Evaluasi kurikulum harus dilakukan secara
terus-menerus.
Secara lebih operasional komponen strategi pelaksaƱaan
kurikulum diartikan sebagai proses belajar-mengajar. Yaitu bagaimana cara siswa
memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, Metode kurikulum berkenan
dengan proses pencapaian tujuan sedangkan proses itu sendiri bertalian dengan
bagaimana pengalaman belajar atau isi kurikulum diorganisasikan. Setiap bentuk
organisasi yang digunakan membawa dampak terhadap proses memperoleh pengalaman
yang dilaksanakan. Untuk itu perlu ada kriteria pola organisasi kurikulum yang
efektif.
Tyler merumuskan kurikulum dengan kriteria:
1.
Berkesinambungan. Artinya saling hubungan atau jalin-menjalin antara berbagai
tingkat dan jenis program pendidikan.
2.
Berurutan, Artinya kurikulum diorganisasikan dengan memperhatikan tahapan atau
urutan bahan.
3.
Keterpaduan. Artinya dalam menyusun program pendidikan atau kurikulum sebaiknya
memiliki huhungan horisorital pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum,
sehingga dapat membantu anak memperoleh pengalaman tersebut dalam suatu
kesatuan.
4.
Prinsip Fleksibilitas. Artinya kurikulum yang dirumuskan hendaknya memiliki
ruang gerak baik bagi guru dalam mengembangkan program pendidikan maupun untuk
murid untuk memilih program yang ditawarkan.
Strategi Pelaksanaan Kurikulum
Secara operasional penggunaan kurikulum oleh guru
menencakup: perumusan tujuan, penentuan materi, menentukan strategi belajar dan
mempersiapkan evaluasi. Semua langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan
dalam persiapan mengajar secara tertulis.
1.
Merumuskan tujuan. Setiap guru yang akan mengajar harus merumuskan tujuan
instruksional khusus (TIK) sebagai penjabaran lebih lanjut dan tujuan
instruksional umum (TIU) yang ada dalam GBPPS Setiap pokok atau. Sub pokok
bahasan yang diajarkan harus dirumuskan terebih dahulu TIK-nya agar dalam
pelaksanaannya lebih terarah, lebih mudah dievaluasi sejauh mana tingkat
keberhasilan yang dicapai. Karenanya ada beberapa ketentuan bagaimana
merumuskan TIK yang benar.
2.
Menentukan isi pokok bahasan yang diambil dan GBPP berdasarkan urutan yang ada,
atau rnencoba mengorganisasinya kembali untuk lebih efektif dan efisiensi
proses belajar-mengajar Sebagai contoh, bagaimana mengajarkan shalat dikaitkan
dengan pelajaran membaca Alqur’an. Karena didalamnya ada bacaan Al-Fatihah dan
surat tertentu.
3.
Merumuskan bentuk kegiatan atau strategi belajar, seperti menentukan metode
yang digunakan, alat belajar dan lingkungan sebagai sumber belajar,
langkah-langkah kegiatan sampai kepada bentuk evaluasi.
4.
Penilaian kurikulum. Guru setelah memberikan pelajaran dilanjutkan dengan
evaluasi belajar, untuk melihat sejauh mana proses belajar yang baru saja
dilakukan mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi sebaiknya mencakup dua
aspek, yaitu aspek perolehan dan aspek proses. Dengan mempelajari uraian di
atas. anda diharapkan dapat memperoleh gambaran yang cukup jelas tertang konsep
dan kedudukan kurikulum serta bagaimana mengembangkannya dalam kegiatan anda
sebagai guru baik di SD maupun MI.
Adapun hal yang perlu diketahui menyangkut pelaksanaan
kurikulum tersebut yakni inovasi kurikulum. Yang dimaksud dengan Inovasi
Kurikulum adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang diharapkan membawa dampak
terhadap kurikulum itu sendiri. Tanpa ini bukan hanya pada pengembangan,
melainkan juga terhadap proses pendidikan sebagai implementasi suatu kurikulum
menyeluruh, termasuk terhadap penerapan pendidikan agama di SD. Sebagai contoh
dari inovasi kurikulum antara lain:
1.
Dari sisi bentuk dan organisasi inovasinya berupa perubahan dari kurikulum 1968
menjadi kurikulum 1975 dan dan kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1975 yang
disempurnakan dan dengan lahirnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem
pendidikan riasional maka terjadilah perubahan kurikulum pada tahun 1994.
2.
Dan sisi psikologi timbul masalah berkenaan dengan pendekatan belajar-mengajar
yang bau, maka muncul berbagai inovasi seperti keterampilan proses, CBSA dan
belajar tuntas.
3.
Dari sisi sosiologis timbul masaah berkenaan dengan tuntutan masyarakat modern
yang semakin tinggi dan kompleks sehingga muncu1 inovasi berupa masuknya maka
peajaran keterampi1an, adanyal kerja dan gagasan muatan lokal.
4.
Dari sisi penyampaian pengajaran, inovasi berupa sistem modul paket untuk
pendidikan luar sekolah dan metode SAS (Struktural Analisis Sintesis) untuk
belajar membaca Aiquran.
Contoh Teknis Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Didalam
Kelas (Per Materi).
1. Al-Qur’an
Mengenal kalimat dalam Al-Qur’an (membaca dan menulis kalimat dalam Al-Qur’an) dengan cara sebagai berikut.
Mengenal kalimat dalam Al-Qur’an (membaca dan menulis kalimat dalam Al-Qur’an) dengan cara sebagai berikut.
a.
Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang dalil yang memperintahkan
untuk mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.
b.
Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang huruf-huruf hijaiyah yang
ada 25, secara terpisah dan bertahap. Dan selanjutnya meminta kepada mereka
untuk membacanya, baik secara individual maupun bersama-sama.
c.
Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang cara penulisan
huruf-huruf hijaiyah. Bagaimana cara penulisan huruf pada posisi awal, tengah,
akhir dan tunggal.
2. Aqidah
Mengenal sifat wajib Allah (menyebutkan dan mengartikan lima sifat wajib Allah)
Mengenal sifat wajib Allah (menyebutkan dan mengartikan lima sifat wajib Allah)
a.
Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang pengertian sifat wajib
bagi Allah SWT.
b.
Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang lima sifat wajib bagi
Allah. Yang kemudian meminta mereka untuk menyebutkannya secara berurutan.
c.
Seorang guru mengenalkan kepada peserta didik tentang arti dari lima sifat
wajib bagi Allah, kemudian memberikan dan membacakan dalil-dalil yang berkaitan
dengan sifat-sifat itu.
3. Akhlak
Membiasakan perilaku terpuji (menampilkan perilaku percaya diri, tekun dan hemat)
Membiasakan perilaku terpuji (menampilkan perilaku percaya diri, tekun dan hemat)
a.
Seorang guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pengertian perilaku
percaya diri, tekun dan hemat.
b.
Seorang guru menjelaskan kepada peserta didik tentang manfaat dari perilaku
percaya diri, tekun dan hemat.
c.
Seorang guru menganjurkan kepada peserta didik agar menerapkan dan membiasakan
perilaku percaya diri, tekun dan hemat dalam kehidupan sehari-hari.
Simpulan
1.
Strategi pelaksanaan kurikulum atau lebih khusus lagi proses belajar-mengajar
adalah cara bagaimana anak memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.
Dalam hal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di ruang lingkup SD/MI, yang
namanya strategi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.
Strategi Pelaksanaan Kurikulum
a. Merumuskan tujuan
b. Menentukan isi pokok bahasan yang diambil dan GBPP berdasarkan urutan yang ada
c. Merumuskan bentuk kegiatan atau strategi belajar
d. Penilaian kurikulum
a. Merumuskan tujuan
b. Menentukan isi pokok bahasan yang diambil dan GBPP berdasarkan urutan yang ada
c. Merumuskan bentuk kegiatan atau strategi belajar
d. Penilaian kurikulum
Semarang, 21 Nopember 2014
MS2F
Tidak ada komentar:
Posting Komentar