Sabtu, 18 Februari 2012

Sistematika Proposal PTK (unwahas)

Mahlail Syakur Sf.
Format Proposal PTK Workshop PTK/1 FAI-Unwahas/2012
TEKNIK PENYUSUNAN PROPOSAL PTK1
Oleh Mahlail Syakur Sf.2
Pendahuluan
Penelitian yang baik adalah penelitian yang dikerjakan berdasarkan prosedur yang
benar sesuai dengan rancangan yang matang. Rancangan dalam penelitian lazim disebut
dengan proposal penelitian.
Bagi sebagian orang membuat proposal adalah hal mudah namun tidak demikian
bagi yang lainnya. Bukan berarti yang lain itu tidak bisa melainkan kurang memahami
format atau isi dari proposal itu sendiri.
Proposal merupakan suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk
formal dan standar berupa tulisan, misalnya “Proposal Penelitian” dalam dunia ilmiah
(pendidikan) yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan membuat
penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dari segi ilmiah proposal adalah suatu rancangan
desain penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang
suatu bahan penelitian. Bentuk proposal biasanya memiliki suatu bentuk dengan
berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan, dll.
Proposal merupakan pernyataan atas urgensi penelitian (isunya menarik,
mengikuti kebutuhan perkembangan ilmu, belum pernah diteliti orang, mempunyai
implikasi teoretik, dan/ atau praktis). Proposal menggambarkan organisasi penelitian
yang tepat, sistematis, dan logis. Dengan proposal peneliti bisa memproyeksikan apa
saja yang akan dilakukan dan hasilnya di lapangan, karena proposal merupakan kunci
bagi keberhasilan proses penelitian. Jika proposal dipersiapkan secara baik maka akan
menghasilkan penelitian yang baik pula.
Umumnya proposal penelitian terdiri dari latar belakang masalah, alasan
pemilihan judul, rumusan masalah/ fokus, tinjauan pustaka, hipotesis, metode
penelitian, dan sistematika pelaporan, serta daftar pustaka. Bagaimana dengan proposal
PTK? Tulisan singkat ini secara khusus menjelaskan format proposal PTK.
1 Makalah disampaikan pada Workshop Penelitian Tindakan Kelas yang diselenggarakan oleh Fakultas
Agama Islam Unwahas Semarang bekerjasama dengan Direktorat PAI Sekolah (DITPAIS) Kementerian
Agama RI untuk guru PAI SD, tanggal 17 Februari sd. 17 Maret 2012.
2 Dosen FAI/ PPs. Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Mahlail Syakur Sf.
Format Proposal PTK Workshop PTK/2 FAI-Unwahas/2012
Format Proposal PTK
Penulisan proposal hanya salah satu dari sekian banyak tahap perencanaan.
Penulisan proposal adalah suatu langkah penggabungan dari berbagai perencanaan yang
telah dibuat dalam tahap¬tahap sebelumnya.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK, Classroom Action Research) merupakan salah
satu jenis penelitian lapangan. Oleh karena itu PTK juga harus dikerjakan berdasarkan
proposal penelitian yang telah dipersiapkan secara baik sebelum melakukan tindakan.
Format proposal PTK dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Judul Penelitian
Judul Penelitian Hendaklah singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas untuk
memberi gambaran mengenai masalah penelitian yang direncanakan untuk diteliti
dan mengenai tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan atau sebagai solusi
terhadap masalah yang dihadapi. Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat
dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya
pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun
secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok penelitian formal.
2. Bidang Ilmu
Tuliskan bidang ilmu (Jurusan) dari Ketua Peneliti.
3. Pendahuluan
Penelitian dilakukan untuk menjawab keingin-tahuan peneliti untuk
mengungkapkan suatu gejala/ konsep/ dugaan atau menerapkannya untuk suatu
tujuan. Maka perlu dikemukakan hal-hal yang mendorong atau argumentasi arti
penting dilakukannya penelitian. Untuk itu perlu diuraikan proses dalam
mengidentifikasi masalah penelitian.
PTK dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan
pembelajaran beserta pemecahannya. Maka dalam pendahuluan dikemukakan hal-hal
sebagai berikut:
Mahlail Syakur Sf.
Format Proposal PTK Workshop PTK/3 FAI-Unwahas/2012
a. Latar belakang masalah
Dalam latar belakang permasalahan hendaknya diuraikan urgensi
penanganan permasalahan yang diajukan melalui PTK. Untuk itu, harus
ditunjukkan fakta–fakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan
guru selama mengajar maupun dari kajian pustaka. Dukungan berupa hasil
penelitian terdahulu akan lebih mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta
signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang diusulkan.
Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin
dalam uraian di bagian ini.
Oleh karena itu perlu dikemukakan secara jelas dan sistematis yang meliputi:
1) Uraian tentang kedudukan mata pelajaran;
2) Gambaran umum isi mata pelajaran termasuk pembagian waktunya (RPP dan
lainnya);
3) Metode pembelajaran yang digunakan saat ini.
b. Masalah yang dihadapi ditinjau dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
4. Perumusan Masalah
Rumusan permasalahan penelitian pada umumnya berpangkal dari suatu
pertanyaan dari suatu permasalahan yang muncul dari benak peneliti karena
"ketidak-tahuan" mengenai suatu fenomena atau gejala. Misalnya: Apa yang
menyebabkan meningkatnya kenakalan remaja di sekolah?, Mengapa para siswa
kurang bergairah dalam belajar?
Permasalahan penelitian merupakan justifikasi/ alasan mengapa sebuah
penelitian perlu dilakukan. Justifikasi tergantung pada arti penting permasalahan,
sedangkan urgensi permasalahan dapat ditinjau dari banyak aspek.
Permasalahan dalam penelitian umumnya berupa pertanyaan seperti "What",
"whom", "where", dan "when". Pertanyaan atau permasalahan penelitian yang lebih
spesifik akan lebih baik karena dapat mengarahkan kegiatan peneltian yang lebih
spesifik pula.
Seringkali merumuskan permasalahan dianggap sebagai pekerjaan yang sulit.
Hal ini terjadi lebih disebabkan oleh kekurangan dalam menguasai permasalahan
Mahlail Syakur Sf.
Format Proposal PTK Workshop PTK/4 FAI-Unwahas/2012
pada bidangnya, atau kekurangan membaca literatur yang sudah ada, di samping
pengalaman yang belum cukup dalam bidang penelitian.
Permasalahan dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu dari teori yang sudah ada
(ekperimen) dan dari lapangan (survey). Pengumpulan data dari lapangan setelah
dianalisis dan diinterpretasikan harus dikaitkan dengan teori.
Untuk merumuskan permasalahan seringkali lebih mudah untuk berfikir
perbedaan antara "what is" (apa yang terjadi) dan "what should be" (apa yang
seharusnya terjadi). Permasalahan penelitian yang baik harus memenuhi beberapa
syarat, yaitu relevan dengan waktu timbulnya permasalahan, berhubungan dengan
problematika praktis, dapat mengisi "research gap", memungkinkan genelarisasi,
memiliki ketajaman dalam definisi/ pembatasan dari konsep-konsep utama, dan
dapat member peluang untuk memperbaiki metode penelitian bagi peneliti
berikutnya. Permasalahan dalam PTK dijabarkan secara lebih rinci. Permasalahan
diangkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang laik dan perlu
diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang dimaksud hendaknya
bukan permasalahan yang secara teknis metodologis berada di luar jangkauan PTK.
Uraian permasalahan hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang
dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan refleksi awal sehingga
gambaran permasalahan yang perlu ditangani tampak menjadi perumusan masalah
tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan perumusan masalah tersebut.
Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang
menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan “kalimat
tanya” dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan diambil dan hasil positif
yang diantisipasi. Peneliti harus mengemukakan secara jelas bahwa masalah yang
diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi di kelas, penting dan mendesak
untuk dipecahkan. Setelah didiagnosis (diidentifikasi) masalah penelitiannya, maka
perlu diidentifikasi dan dideskripsikan akar penyebab munculnya masalah.
5. Cara Pemecahan Masalah
Dalam bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Alternatif pemecahan masalah hendaknya mempunyai
landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Di
Mahlail Syakur Sf.
Format Proposal PTK Workshop PTK/5 FAI-Unwahas/2012
samping itu juga harus terbayangkan kemungkinan kemanfa’atan hasil pemecahan
masalah dalam rangka pembenahan dan/ atau peningkatan implementasi program
pembelajaran dan/ atau berbagai program sekolah lainnya. Kecuali itu harus
dicermati artikulasi kemanfa’atan PTK yang berbeda dari kemanfaatan penelitian
formal.
Uraikan pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah
yang diteliti, sesuai dengan kaidah Penelitian Tindakan Kelas (yang meliputi:
perencanaan-tindakan-observasi/ evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau
siklus). Cara pemecahan masalah telah menunjukkan akar penyebab permasalahan
dan bentuk tindakan (action) yang ditunjang dengan data yang lengkap dan baik.
6. Tinjauan Pustaka
Peneliti berusaha membaca pustaka terbaru, relevan, dan asli, misalnya jurnal
ilmiah, hasil penelitian terdahulu seperti skripsi, tugas akhir, atau lainnya.
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan
mendasari penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan,
dan bahan penelitian lain yang dipahami sebagai acuan pustaka, yang dijadikan
landasan untuk untuk menunjukkan ketepatan tentang tindakan yang akan dilakukan
dalam mengatasi permasalahan penelitian. Uraian dalam tinjaun pustaka digunakan
untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam
penelitian.
Pada bagian akhir dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan
tingkat keberhasilan tindakan yang diharapkan/ diantisipasi.
7. Tujuan Penelitian dan Manfa’atnya
a. Tujuan
Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara singkat dan jelas, yang ingin
dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Tujuan
umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga tampak keberhasilannya.
Paparkan sasaran antara dan akhir tindakan perbaikan.
Mahlail Syakur Sf.
Format Proposal PTK Workshop PTK/6 FAI-Unwahas/2012
Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang
dikemukakan dalam bagian–bagian sebelumnya. Dengan demikian artikulasi
tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK
di bidang PAI yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran
PAI melalaui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar-mengajar, dan sebagainya.
Pengujian dan/ atau pengembangan strategi PBM baru bukan merupakan
rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya dapat
diverfikasi secara obyektif. Dan menjadi lebih baik jika dapat dikuantifikasikan.
b. Manfa’at Penelitian
Di samping tujuan peneliti juga perlu menguraikan kemungkinan manfa’at
penelitian. Maka perlu dipaparkan secara spesifik manfa’at yang dijanjikan,
khususnya bagi siswa sebagai pewaris langsung (direct beneficiaries) atas hasil
PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan–rekan guru lainnya serta
bagi para dosen LPTK sebagai pendidik guru, dan bagi pengembangan ilmu.
Adapun teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam konteks PTK
walaupun kemungkinan kehadirannya bisa diharapkan dan terjadi.
8. Kontribusi Hasil Penelitian
Kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan/ atau
pembelajaran perlu dijelaskan, sehingga tampak manfa’atnya bagi peneliti,
mahasiswa, dosen, maupun komponen pendidikan lainnya. Inovasi yang akan
dihasilkan dari penelitian ini perlu dikemukakan terutama bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.
9. Kerangka Teoretik dan Hipotesis Tindakan
Pada bagian ini diuraikan landasan substantif secara teoritis dan/ atau
metodologis yang dipergunakan oleh peneliti dalam menentukan alternatif yang akan
diimplementasikan. Untuk itu, dalam bagian ini perlu diuraikan kajian, baik
pengalaman peneliti pelaku PTK sendiri yang relevan maupun pelaku–pelaku PTK
lain di samping terhadap teori–teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan.
Mahlail Syakur Sf.
Format Proposal PTK Workshop PTK/7 FAI-Unwahas/2012
Argumentasi logis dan teoretis diperlukan untuk menyusun kerangka konseptual.
Dari kerangka konseptual tersebut hipotesis tindakan dapat dirumuskan.
10. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian dan Pendekatannya
Mula-mula perlu dijelaskan jenis penelitian yang sedang dilakukan, dan
pendekatan apa yang akan dipergunakan. Jenis dan pendekatan perlu disampaikan
untuk mempermudah dan mempertegas metode apa yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data atau prosedurnya.
b. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan harus diuraikan secara jelas.
Kemukakan obyek, waktu, dan lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya
dirinci berupa perencanaan-tindakan-observasi/ evaluasi-refleksi, yang bersifat
daur ulang atau siklus.
Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan tingkat
keberhasilan yang dicapai dalam satu siklus sebelum pindah ke siklus lainnya.
Jumlah siklus disyaratkan lebih dari dua siklus.
c. Data dan cara pengumpulannya
Pada bagian ini jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan
proses maupun dampak tindakan perbaikan yang dilakukan ditunjukkan secara
jelas, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau
kekurang-berhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format
data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya.
Di samping itu teknik pengumpulan data yang diperlukan juga harus
diuraikan dengan jelas seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan jurnal
harian, observasi aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan
alat bantu rekam yang akan digunakan), penggambaran interaksi dalam kelas
(analisis sosiometrik), pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur
asesmen, dan sebagainya.
Mahlail Syakur Sf.
Format Proposal PTK Workshop PTK/8 FAI-Unwahas/2012
Dalam prosedur pengumpulan data PTK tidak boleh dilupakan bahwa
sebagai pelaku PTK, para guru harus aktif sebagai pengumpul data, bukan
semata–mata sebagai sumber data. Semua teknik pengumpulan data yang
digunakan harus mendapat penilaian kelayakan yang cermat dalam konteks PTK.
11. Rencana Penelitian
Rencana penelitian merupakan prosedur yang harus dilalui oleh peneliti.
Dalam renacana penelitian tercakup hal-hal berikut ini:
a. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian
Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas
berapa dan bagaimana karakteristik kelas tersebut seperti komposisi siswa pria
dan wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan
permasalahan, tingkat kemampuan, dan lainnya. Aspek substantif permasalahan
seperti Baca-Tulis siswa kelas II SD atau kemampuan berbahasa Arab siswa kelas
V MI, juga dikemukakan pada bagian ini.
b. Variabel penelitian
Pada bagian ini ditentukan variabel–variabel penelitian yang dijadikan
obyek pijakan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel dalam PTK
dapat berupa:
1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber
belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lainnya;
2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar-mengajar,
keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa,
implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan
3) varaibel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa
mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap
terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan,
dan sebagainya.
c. Rencana Tindakan
Mahlail Syakur Sf.
Format Proposal PTK Workshop PTK/9 FAI-Unwahas/2012
Peneliti mendeskripsikan rencana tindakan untuk meningkatkan
pembelajaran dengan langkah sebagai berikut:
1) Perencanaan; yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang
diprakarsai seperti penetapan entry behaviour. Maka pelancaran tes diagnostik
dilakukan untuk menspesifikasi masalah. Pembuatan skenario pembelajaran,
pengadaan alat–alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain–lin yang terkait
bdengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di
samping itu juga diuraikan alternatif–alternatif solusi yang akan dicobakan
dalam rangka perbaikan masalah. Format kemitraan antara guru dengan dosen
LPTK juga harus dikemukakan pada bagian ini.
2) Implementasi Tindakan; yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan. Juga
skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
3) Observasi dan Interpretasi; yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan
penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan
perbaikan yang dirancang.
4) Analisis dan Refleksi; yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang akan dilakukan, pihak-pihak yang akan dilibatkan, serta
kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.
d. Indikator kinerja
Pada bagaian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan
secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan
melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu
ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk pengurangan (jumlah jenis dan/
atau tingkat kegawatan) miskonsepsi yang yang patut diduga sebagai dampak dari
implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.
e. Tim Peneliti dan Tugasnya
Jika PTK dilakukan secara beregu maka pada bagian ini hendaknya
dicantumakan nama–nama anggota tim peneliti dan uraian tugas peran setiap
Mahlail Syakur Sf.
Format Proposal PTK Workshop PTK/10 FAI-Unwahas/2012
anggota tim peneliti serta jam kerja yang dialokasikan setiap minggu untuk
kegiatan penelitian.
12. Jadwal Penelitian
Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam bentuk matriks yang
mendeskripsikan urutan kegiatan dari awal sampai akhir.
13. Penyusunan Laporan Hasil PTK
Pembiayaan yang termasuk dalam bagian ini adalah penyusunan konsep
laporan, review konsep laporan, penyusunan konsep laporan akhir, seminar lokal
hasil penelitian, seminar nasional hasil penelitian, dan sebagainya.
Jika PTK dilakukan atas biaya dari sponsor maka perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Cara Merinci Kegiatan dan Pembiayaan
Biaya penelitian harus dirinci berdasarkan kegiatan operasional yang
dijabarkan dari metodologi yang dikemukakan. Agar dapat dihitung biayanya,
kegiatan operasional harus jelas namanya, tempatnya, lamanya, jumlah
pesertanya, sarana yang diperlukan, dan output yang diharapkan.
b. Beberapa patokan pembiayaan satuan kegiatan penelitian, yaitu:
1) Honorarium; bagi tim peneliti, yaitu:
a) Ketua Peneliti
b) Anggota tim peneliti
c) Tenaga Administrasi
2) Bahan dan Peralatan penelitian seperti:
a) Bahan habis pakai
b) Alat habis
c) Sewa alat
3) Perjalanan
a) Biaya perjalanan sesuai dengan ketentuan
b) Transportasi local sesuai harga setempat
c) Lumpsum termasuk konsumsi sesuai dengan ketentuan
d) Monitoring dari PGSM minimal untuk satu orang, satu kali, selama dua hari
e) Konsultasi ketua tim peneliti ke PGSM selama dua hari
Mahlail Syakur Sf.
Format Proposal PTK Workshop PTK/11 FAI-Unwahas/2012
4) Laporan Penelitian
a) Penggandaan
b) Penyusuinan artikel berbahasa Indonesia dan inggris
c) Pengiriman
5) Seminar
a) Seminar lokal, konsumsi sesuai harga setempat, biaya penyelenggaraan
sesuai dengan harga setempat
b) Seminar nasionala minimal untuk dua orang (satu dosen LPTK dan satu
guru pelaku PTK)
14. Daftar Pustaka
Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad pengarang. Hendaknya pustaka
benar–benar relevan dan sungguh–sungguh dipergunakan dalam penelitian.
15. Lampiran dan Lain–Lain
Bagian lampiran dapat berisi curriculum vitae (CV) peneliti/ para anggota tim
peneliti. CV tersebut memuat identitas ketua anggota tim peneliti, riwayat
pendidikan, pelatihan di bidang penelitian yang telah pernah diikuti, baik sebagai
penatar/ pelatih maupun sebagai peserta, dan pengalaman dalam penelitian termasuk
di PTK.
Hal–hal lain yang dapat memperjelas karakteristik kancah PTK yang diusulkan
dapat disertakan dalam proposal penelitian.
Mahlail Syakur Sf.
Format Proposal PTK Workshop PTK/12 FAI-Unwahas/2012

Lampiran 1: Contoh cover depan

Tidak ada komentar: